Berdasarkan
hasil observasi lapangan yang sudah dilakukan terhadap pelaksanaan pelatihan,
tuliskanlah jawaban dari hal-hal sebagai berikut :
1.
Apakah perencanaan pelatihan diawali dengan analisis
kebutuhan pelatihan? Kalau ya bagaimana analisis kebutuhan pelatihan tersebut
dilakukan. Kalau tidak apa komentar anda.
Jawab :
Ya. Pengajian ibu-ibu, yang biasa disebut Majelis Taklim
(MT), merupakan kegiatan yang akhir-akhir ini banyak bermunculan. Hal ini tentunya
membawa nilai positif bagi kaum wanita, khususnya ibu-ibu dalam meningkatkan
pemahaman keislaman mereka juga kehidupan bersosialisasi antara warga. MT-MT
tersebut bermunculan bagai cendawan di musim hujan. Tapi
karena tidak dikelola dengan baik, maka MT-MT tersebut tidak berjalan secara
maksimal. Hal ini disebabkan karena ketidakterampilan pengurusnya dalam
merancang dan mengagendakan kegiatan. Alhasil MT yang ada hanya diisi dengan
wirid Yasin bersama, belajar rebana, dan berzanji. Kemudian MT hanyalah sebagai
pengisi waktu kosong yang tidak membawa hasil yang maksimal, dalam artian ilmu
dan pemahaman agama para anggota MT tidak bertambah. Tentunya hal ini sangat disayangkan. Di satu
sisi mereka sudah meluangkan waktunya diantara kesibukan mengurus rumah tangga,
tapi di sisi yang lain, waktu yang luang tersebut menjadi tidak bermakna.
Berdasarkan kenyataan di
lapangan, maka dapat diuraikan penyebab dari permasalahan diatas, yaitu:
- Ketidakterampilan pengurus MT dalam merancang agenda MT.
- Kurangnya tenaga penceramah wanita yang benar-benar berkompeten, sehingga MT lebih banyak diisi oleh ustadz, terkadang menjadi hambatan dalam berkomunikasi (tidak sebebas ketika berkomunikasi dengan ustadzah).
- Sebagian ibu-ibu ada yang memiliki keberanian untuk mau ’maju’ ke depan, hanya saja pemahaman yang mereka miliki sangat sedikit sekali sehingga yang mereka sampaikan terkadang tidak ada landasannya.
Berdasarkan hal diatas, maka
perlu dibuat sebuah wacana yang menampung, mengarahkan dan memberikan motivasi
serta pengajaran di bidang agama untuk para ibu-ibu di MT. Wacana tersebut
diberi nama dengan kursus mubalighoh yang nanti diharapkan para alumninya mampu
terjun ke medan dakwah (di MT-MT yang ada). Kursus ini merekrut para sarjana
agama yang belum mau terjun ke medan dakwah dan para ibu-ibu yang sudah
memiliki kemauan untuk berdakwah (tapi belum memiliki kompetensi sesuai yang
diharapkan). Sehingga diharapkan, para ibu-ibu MT bisa menerapkan dan
menularkan ilmunya untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitarnya. Dan
sekolah atau lembaga juga tidak kerepotan mencari mubalighoh yang akan mengisi
acara keagamaan di lingkungan mereka. Tentu hal ini semakin meringankan kerja
dakwah kader dakwah yang sudah ada.
2.
Aspek-aspek apakah yang dilakukan berkaitan dengan
perencanaan pelatihan? Teknik perencanaan yang seperti apa yang diterapkan? Apa
komentar anda.
Jawab :
Aspek-aspek yang dilakukan berkaitan dengan perencanaan
pelatihan tersebut adalah : identifikasi masalah, analisis kebutuhan, tujuan
kegiatan, sasaran kegiatan, lokasi dan waktu, analisis instruksional,
kompetensi dan materi yang akan diberikan.
Teknik perencanaan yang diterapkan pada pelatihan diatas
adalah dengan menggunakan teknik Needs Assesment (NA).
Komentar saya atas aspek – aspek dan teknik yang
diterapkan pada pelatihan tersebut telah baik, hal ini dapat dilihat dari aspek
– aspek yang diperhatikan, yaitu adanya identifikasi masalah yang kemudian
menganalisis kebutuhannya, sehingga didapat kesenjangan yang terjadi. Kemudian
selanjutnya jika pelatihan ini dilaksanakan, maka perlu ditetapkan tujuan,
sasaran, lokasi dan waktu pelaksanaan kegiatan. Dan sebelum menentukan
kompetensi yang diharapkan dan materi yang akan diberikan, maka perlu dilakukan
analisis instruksional terlebih dahulu, sehingga didapat sejauh mana perilaku
awal, perilaku khusus dan karakteristik awal peserta, dengan tujuan agar dengan
mudah menentukan kompetensi yang diharapkan dan materi yang akan diberikan. Dan dengan menerapkan teknik NA,
maka tujuan TNA yaitu optimals, actuals, causes, feelings dan solution dapat
tercapai dengan baik pula.
3.
Berkaitan dengan pelaksanaan pelatihan, aspek-aspek
apakah yang perlu dipantau (dimonitor) dan dengan teknik apa monitoring
dilakukan. Apa komentar anda.
Jawab :
Berkaitan dengan pelaksanaan pelatihan, aspek-aspek yang
perlu dipantau (dimonitor) adalah materi / pokok bahasan, kompetensi yang
diharapkan, teknik pelatihan serta strategi pelatihan yang perlu dipersiapkan.
Sedangkan teknik yang dilakukan untuk memonitoring pelaksanaan pelatihan adalah
dengan langsung mengobservasi pelatihan tersebut. Komentar saya, yang berkaitan
dengan pelaksanaan pelatihan pada dasarnya baik. Dengan memperhatikan aspek-aspek yang perlu
dipantau dan mengobservasi secara langsung pelatihan tersebut, maka dapat
didata apa saja yang kurang berkaitan dengan pelatihan tersebut, sehingga pada
saat pelaksanaan pelatihan tidak ada lagi sesuatu yang kurang atau ada
hambatan-hambatan yang menyebabkan pelatihan tersebut tidak dapat berjalan
dengan baik.
4.
Berkaitan dengan evaluasi program pelatihan, aspek-aspek
apakah yang perlu dievaluasi dan bagaimana teknik evaluasi program dilakukan. Apa
komentar anda.
Jawab :
Aspek-aspek yang perlu dievaluasi adalah menyangkut
peserta, pihak penyelenggara, dan instruktur,
dimana pada peserta harus dinilai dengan memberikan tes tertulis dan
praktek pada akhir pelatihan, sehingga dapat diketahui hasil dari pelatihan
setiap peserta. Dan hasil ini dapat menunjukkan apakah tujuan kompetensi
dan materi yang disampaikan signifikan, tujuan tercapai dengan baik. Pada pihak
penyelenggara, apakah program pelatihan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
pelatihan. Pada instruktur dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana seorang
instruktur mampu memberikan dan menyampaikan informasi dengan baik kepada
peserta. Dengan memperhatikan aspek-aspek dan teknik evaluasi program pelatihan
ini maka akan didapatkan umpan balik dalam rangka menyempurnakan program
pelatihan yang akan datang. Dan komentar saya, pada dasarnya evaluasi pelatihan ini
juga telah baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar