Analisis Kebutuhan Pelatihan
SOAL :
1.
Sebuah lembaga ( perusahaan ) menyadari bahwa produksi
mereka kalah bersaing dilapangan
sehingga dilakukan identifikasi permasalahan yang menghasilkan
kesimpulan bahwa mereka kalah bersaing karena peralatan-peralatan produksi yang
sudah ketinggalan zaman, sehingga diputuskan untuk mengganti peralatan dengan
yang baru ( memiliki spesifikasi baru ).
- tentukanlah permasalahan TNA yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan tersebut, tentukan tujuan TNA
- tentukanlah teknik analisis TNA yang akan dilakukan
- tentukanlah teknik pengumpulan data ( tools ) yang akan digunakan.
Jawab :
- Berdasarkan masalah pada kasus di atas, karyawan perlu mengetahui tentang alat yang baru tersebut. Dengan demikian karyawan dapat pula mempelajari cara kerja dan sistem pada peralatan yang baru tersebut. Pada tujuan TNA, yaitu optimal, bagaimana dapat menghasilkan yang terbaik. Pada actual, tidak ada data yang lama, karena masalah yang dihadapi adalah pembelajaran tentang sistem yang baru. Pada feeling, dapat diketahui bagaimana perasaan karyawan tentang peralatan yang baru tersebut, bagaimana antusiasnya para karyawan untuk mempelajari tentang alat yang baru. Dari identifkasi diatas maka dapat ditentukan permasalahan yaitu :
- apa saja kebutuhan yang diperlukan oleh karyawan dalam mengoperasikan peralatan yang baru
- kesiapan para karyawan tentang mempelajari peralatan yang baru
- pendapat para karyawan tentang peralatan yang baru tersebut, sehingga perusahaan dapat mengetahui apakah peralatan baru tersebut sesuai dengan kebutuhan
- perlunya kebiasaan para karyawan untuk menerima sistem yang baru, karena sistem tersebut pasti berbeda dengan sistem yang lama.
Dan pada solution : adalah dapat dibuat pelatihan tentang
penguasaan ( mempelajari ) sistem atau cara kerja / prosedur pada peralatan
yang baru
- Ada 2 teknik TNA yang akan dilakukan pada kasus di atas yaitu SMA = Subject Matter Analysis atau Analisis Materi Subjek dan NA = Needs Assessment/Analisis Kebutuhan. SMA adalah suatu proses menganalisis materi menjadi suatu rangkaian yang bisa mempresentasikan suatu kemampuan atau keterampilan, jadi bukan hanya kumpulan tetapi sudah ada proses yang bila diikuti orang akan mampu melakukannya. SMA terpusat pada apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang para pekerja harus diketahui untuk melaksanakan tugas secara optimal. Pada SMA kita akan berusaha menggambarkan secara rinci bentuk dan hubungan-hubungan tentang apa-apa yang telah diketahui dan harus dilaksanakan untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik.
Tujuan
Analisis Materi Subjek adalah 1) untuk menetapkan hal-hal apa yang pelaksana
ketahui dalam penggunaan secara rinci, 2) untuk menyediakan rincian kerja
optimal terhadap kinerja actual yang dibandingkan sebagai optimal – actual /
needs in detail, 3) untuk menyempurnakan rincian yang menggambarkan bentuk atau
isi pembelajaran, 4) untuk menggambarkan bentuk pengetahuan yang berdasar pada
penelitian materi subjek.
NA adalah
sebuah teknik spesifik dalam TNA yang merupakan cara seorang pelatih
professional mengeluarkan dan mencari pendapat mengenai optimal, aktual,
perasaan, penyebab, dan solusi dari berbagai sumber. Kebutuhan adalah
kesenjangan antara apa yang telah tersedia dengan apa yang diharapkan dan NA
adalah proses pengumpulan informasi tentang kesenjangan dan menentukan
prioritas dari kesenjangan untuk dipecahkan. NA pada dasarnya adalah suatu
pendekatan yang mencoba mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan dan pemanfaatan
peralatan dengan melibatkan pengguna sebagai sumber informasi. Manfaat NA
adalah untuk memperoleh informasi yang ingin dikumpulkan tentang situasi,
system, hal yang dihadapi atau masalah.
- Teknik pengumpulan data ( tools ) yang digunakan adalah : Groups atau kerja kelompok adalah pengumpulan dari tiga orang atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Bekerja dengan kelompok memberikan sinergi, suatu ide dan energy yang lebih besar daripada yang mungkin didapatkan dari satu partisipan. Kerja kelompok adalah suatu alat yang bermanfaat karena melaluinya kita bisa dengan cepat mengumpulkan informasi, menyebarkan informasi, dan membentuk aplikasi. Robert L. Cilstrap dan William R. Martin dalam Roestiyah (2001:15) memberI pengertian kerja kelompok sebagai kegiatan yang biasanya berjumlah kecil yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Hal ini merupakan solusi yang tepat untuk mengaktifkan karyawan dengan cara kerja kelompok karena kerja kelompok menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu. Kerja kelompok merupakan salah satu metode mengajar yang diterapkan pada hampir semua bentuk pembelajaran. Kerja kelompok dilakukan sebagai pendekatan pembelajaran, karena melatih bekerja dalam kelompok (teamwork), melatih keterampilan berkomunikasi, pembagian kerja, melatih kemampuan bertanggungjawab, dan melatih keterampilan sosial.
Keuntungan penggunaan metode kelompok
dapat memberikan :
o Kesempatan
kepada para karyawan untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas
sesuatu masalah.
o Bakat
kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
o Kesempatan
pada para karyawan untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu
kasus.
o Kesempatan
kepada para karyawan untuk mengembangkan rasa menghargai pendapat orang lain.
o Para
karyawan lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka dan lebih aktif
partisipasi dalam diskusi
Kekurangan metode
kelompok adalah :
o Kerja
kelompok sering kali hanya melibatkan kepada karyawan yang mampu, sebab mereka
cakap memimpin dan mengarahkan yang kurang.
o Strategi
ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang
berbeda pula.
o Keberhasilan
kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan karyawan memimpin kelompok atau
untuk bekerja sendiri.
2.
Suatu
lembaga ( perusahaan ) merasakan adanya penurunan produktifitas dari
karyawannya, setelah dilakukan identifiksi masalah disimpulkan bahwa
permasalahan tersebut disebabkan karena rendahnya kinerja karyawannya.
- tentukanlah permasalahan TNA yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan tersebut, tentukan tujuan TNA
- tentukanlah teknik analisis TNA yang akan dilakukan
- tentukanlah teknik pengumpulan data ( tools ) yang akan digunakan.
Jawab :
- Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa penyebab rendahnya kinerja karyawan sehingga produktifitas perusahaan tersebut menurun, yaitu :
1.
Kurang
keahlian atau pengetahuan
Keahlian dan pengetahuan dalam pelaksanaan tugas sangat penting dimiliki
oleh pekerja demi kelancaran dan keberhasilan tugas yang dilaksanakannya. Namun,
banyak pekerja yang saat diminta untuk melakukan suatu pekerjaan tidak bisa
melaksanakannya karena tidak memiliki keahlian atau pengetahuan walaupun pihak
manajemen memaksa mereka untuk mengerjakan tugas tersebut ataupun jika mereka
menginginkan pekerjaan itu. Mereka tidak tahu apa yang semestinya harus
dilakukan, ataupun jika tahu tapi mengerjakannya tidak sesuai dengan standar
manajemen. Hal ini terjadi karena pada saat mereka diminta untuk melakukan
tugas tersebut, mereka tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup
untuk melaksanakan tugas yang diberikan padanya.
2.
Kurang
Insentif
Umpan balik, pujian, insentif dan kebijakan dalam dunia kerja selalu
berkaitan dengan masalah kinerja. Hal ini adalah bentuk dari suatu konsekuensi
pekerjaan. Pekerja yang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik akan mendapatkan nilai positif drai
pihak manajemen atas pekerjaannya, begitu pula sebaliknya. Namun, bila kita
melihat dalam suatu pekerjaan, banyak ditemukan masalah yang berkaitan dengan
intensif. Banyak pekerja yang merasa bahwa pekerjaan yang telah mereka lakukan
dengan baik tidak sepadan dengan pendapat yang mereka dapatkan. Tentu hal ini
akan menjadi suatu masalah dalam pekerjaan apabila pekerja merasa jika
pekerjaan yang telah mereka lakukan tidak sebanding dengan pendapatan yang
mereka terima. Berkaitan dengan masalah insentif, dapat ditekankan dalam 2 hal
:
-
Pekerja menginginkan insentif yang sesuai/ sebanding
dengan
-
Pendapatan yang konsisten dan sesuai dengan standar umum.
Pekerja yang produktif akan memberi keuntungan bagi pihak manajemen
sehingga manager akan memberi perhatian lebih pada mereka yang produktif, baik
berupa penambahan insentif maupun bentuk reward lainnya. Penting bagi pihak
manajemen untuk memberikan kebijakan berupa insentif maupun reward sebagai
motivasi bagi pekerja untuk mampu memberikan kinerja yang terbaik di tempat
kerjanya. Insentif dapat menjadi salah satu pemicu produktivitas kerja.
3.
Kurang
Dukungan dari Lingkungan
Insentif dan lingkungan kerja saling berkaitan, karena bentuk insentif
tidak terlepas dari peranan komponen dibalik lingkungan dunia kerja itu
sendiri, yaitu pihak manajemen serta kebijakan yang diambil. Banyak masalah
yang disebabkan oleh kebijkan, hal pribadi dan faktor-faktor kontekstual
lainnya. Dalam hal ini, dapat dilihat 3 kawasan untuk menentukan apakah
lingkungan menghalangi kinerja yang efektif.
a.
Personal : siapa yang bertanggung jawab terhadap pekerja
yang memiliki masalah dalam kinerjanya? Pertanyaan berikut dapat dipakai untuk
mencari penyebab masalahnya.
-
Kepada siapa pekerja harus bergantung?
-
Apakah masalah datang dari pekerja?
-
Apakah pekerja menganggapnya sebagai masalah yang
penting?
-
Apakah supervisor cukup mengetahui apa yang pekerja harus
lakukan?
-
Apakah supervisor memberi insentif yang sesuai dengan
kinerja?
-
Apa yang dilakukan supervisor jika pekerja tidak melakukan kinerjanya?
-
Apakah supervisor menganggap bahwa hal ini merupakan
suatu masalah atau hanya berkaitan dengan hal manajemen?
-
Apakah manajer atau supervisor menginginkan pekerjaannya
untuk mengikuti pelatihan?
-
Apakah pihak manajer manaruh perhatian pada hal ini? Apa
yang terjadi jika mereka mengabaikannya.
b.
Kebijakan dan prosedur : setiap perusahaan memiliki
kebijakan kerja serta prosedur-prosedur yang harus dilakukan oleh pekerjanya.
Kebijakan serta prosedur yang baik terhadap suatu pekerjaan yang harus
dilakukan pekerja akan memberikan hasil kinerja yang baik pula.
c.
Perangkat : untuk jenis pekerjaan tertentu, khususnya
berkaitan dengan keterampilan, alat/perangkat sangat penting dalam pelaksanaan
kinerja yang efektif dan efisien.
4.
Kurang
Motivasi
Joe Harless dalam An Onuce of Analysis is Worth a Pound of Objectives
menempatkan motivasi bersamaan dengan insentif saat menyangkut penyebab masalah
kinerja. Ia menyatakan bahwa diperlukan suatu bentuk pemberian insentif untuk
meningkatkan kinerja. Masalah kinerja tidak selamanya berkaitan dengan prilaku.
Dewasa ini, banyak kajian pelatihan dan pengembangan berorientasi kognitif
menempatkan perhatian pada apa yang terjadi dalam diri setiap pekerja. Saat
kita menempatkan insentif dan motivasi secara bersamaan, kita mengabaikan
perbedaan antara faktor internal dan eksternal dan hanya memusatkan pada
variabel eksternal yang lebih tradisioanal, seperti insentif dan lingkungan.
Lalu, apakah motivasi itu dan bagaimana suatu pekerjaan yang telah
dilakukan memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang masalah kinerja dan
penyebabnya? Dalam The Journal of Instructional Development, John Keller
menjelaskan implikasi teori motivasi dan penelitian untuk perancang
pembelajaran. Dengan memahami akar psikologi perilaku dan kognitif maka dapat
dipahami aspek internal dari pebelajar/peserta pelatihan. Selanjutnya, Keller
menjelaskan bahwa motivasi adalah :
MOTIVASI = NILAI
X PENGHARAPAN
Nilai adalah nilai individu yang melekat pada hasil kinerja yang dilakukan.
Peserta pelatihan harus memahami nilai apa yang ada padanya, apa yang akan
mampu dilakukannya dengan nilai tersebut serta mengapa nilai itu pantas dalam
pekerjaannya. Mereka harus dapat menyadari apa yang baik, bernilai dan berharga
dari suatu nilai yang akan dipelajari untuk implikasinya dalam pekerjaan
sekarang dan akan datang.
Pengharapan adalah persepsi tentang keberhasilan tugas yang dilakukan.
Peserta pelatihan yang tidak memiliki pengharapan tentang pelatihan yang
diambilnya akan lebih sering mengundurkan diri daripada mereka yang memiliki
motivasi.
Pelatih menyukai peserta yang memiliki nilai dan pengharapan yang tinggi.
Saat menghadapi peserta yang kurang termotivasi, maka diperlukan suatu bentuk
pemberian insentif untuk melaksanakan pekerjaannya, seperti halnya dalam
pelatihan militer. Kemungkinan situasi yang terburuk dan sering terjadi adalah
melihat kelompok peserta pelatihan yang tidak menginginkan untuk turut dalam
pelatihan tersebut (nilai rendah), peserta yang meragukan kemampuan mereka akan
keberhasilan tugasnya (pengharapan rendah) atau supervisor yang tidak ingin
mengirimkan pesertanya untuk pelatihan (alasan kesulitan insentif).
Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah apa yang diyakini serta nilai yang
dimiliki pekerja tentang prosedur atau hasil kontribusi terhadap pekerjaannya.
Insentif adalah apa yang dilakukan pihak manajemen terhadap hasil kinerja
pekerjanya. Faktor internal adalah apa yang pekerja ketahui dan rasakan tentang
dirinya sedangkan faktor eksternal adalah hubungan yang terjadi antara diri
pekerja dengan unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan kinerjanya.
Berikut adalah bentuk solusi yang diberikan sesuai dengan
jenis penyebab masalahnya.
Jenis Sebab
|
Solusi
|
1. Kurang keahlian/pengetahuan
|
- Pelatihan
- Bantuan Kerja
|
2. Kurang Insentif
|
- Kebijakan baru, kontrak
- Pelatihan untuk supervisor
|
3. Kurang dukungan lingkungan
|
- Merancang kembali pekerjaan
- Penggunaan perangkat baru yang lebih baik
- Penyesuaian antara pekerja dengan pekerjaan
|
4. Kurang motivasi
|
- Pelatihan yang memberi manfaat bagi pekerjaan
- Proses atau perangkat yang lebih baik jika tidak ada
manfaat yang diperoleh
- Pelatihan yang memberi hasil nyata dalam membangun rasa percaya diri
|
- Adapun teknik analisis TNA yang dilakukan untuk masalah kinerja karyawan di atas adalah teknik EDA = Extant Data Analysis / Analisis data ekstan, yaitu merupakan teknik analisis yang mengarahkan langsung pada hasil. Data yang ada berupa laporan hasil dari kemampuan/kerja karyawan. Merupakan gambaran aktivitas pekerja dilihat dari hasil kerja, dengan melihat apa yang dikerjakan atau merupakan penilaian terhadap kinerja sesuai dengan kenyataan yang ditunjukkan dari hasil kerja karyawan. Dalam EDA, tidak melihat pada apa yang dilakukan oleh para karyawan, akan tetapi melihat efek-efek dan kemudian menyimpulkan kembali hasilnya untuk membuat sebuah gambaran dari kemampuan/performa karyawan yang ada saat ini dari hasil-hasil tersebut. Tujuan utama EDA adalah menguji hasil, mencari kebenaran melalui trend, menyesuaikan tujuan perusahaan, menghemat dana, dan memeriksa/membuktikan apa yang didengar selama TNA.
- Sedangkan teknik pengumpulan data ( tools ) yang digunakan adalah :
- Interviews atau wawancara, merupakan salah satu alat atau instrument dalam pengumpulan data atau informasi yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan system informasi. Interviews atau wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana. Interview dapat diartikan sebagai wawancara yang merupakan metode dalam pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antar penyelidik dengan subjek atau dapat disebut sebagai responden. Wawancara memungkinkan dalam pengumpulan data mendengar tujuan-tujuan, perasaan, pendapat, dan prosedur-prosedur informal dalam wawancara dengan para pembuat keputusan organisasional. Dengan teknik pengumpulan informasi menggunakan wawancara untuk mengembangkan hubungan mereka dengan klien, mengobservasi tempat kerja serta untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan kelengkapan informasi. Wawancara secara langsung adalah yang paling efektif dilakukan selama wawancara untuk mengumpulkan data, kendatipun demikian beberapa situasi yang tidak memungkinkan pewawancara dan responden bertemu dapat dilakukan melalui telepon.
- Observations adalah sebagai salah satu alat analisis kebutuhan pelatihan memegang peranan penting dalam proses analisis. Alasan yang sangat mendasar sehingga observasi digunakan adalah untuk mendapatkan informasi keadaan yang aktual dan kondisi yang optimal dalam suatu pekerjaan. Keberhasilan dalam melakukan observasi sangat ditentukan oleh observer yaitu orang yang ditugaskan untuk melakukan dan melaporkan hasil pengamatan dengan baik, maka seorang observer perlu memiliki kemampuan-kemampuan pendukung dalam upaya penggalian informasi dalam analisis kebutuhan pelatihan. Melalui observasi, profesioanal pelatihan menggunakan pemikiran dan perasaan mereka untuk mengamati apa yang terjadi dalam lingkungan kerja ketika karyawan melakukan pekerjaannya. Panduan observasi adalah alat bantu kerja yang digunakan saat melakukan pengamatan di lapangan, menggali data yang sudah ada sebelum dan sesudah ke lapangan
- Survey atau angket dalam analisis kebutuhan pelatihan berfungsi sebagai alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban. Angket dapat berupa daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis dana sebagai jalan komunikasi untuk memperoleh data dari sumber data (responden). Suatu survey dan angket yang disusun dan disebarkan untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber. Daftar pertanyaan dalam angket atau survey dipersiapkan untuk tujuan yang spesifik, menyalurkan sumber, biasanya nama responden tidak dikenal, hasil pengisian dikembalikan ke pengirim, dan untuk selanjutnya dianalisis untuk memperoleh informasi tertentu sesuai dengan tujuan penyusunan angket dan survey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar